Kamis, 28 Februari 2013

Cupu Backpacker is Back!!!

The Cupu Backpacker never say "I know". Kira-kira itulah jargon yang tepat untuk menggambarkan Cupu Backpacker. Ketidaktahuan dan kecupuan kita lah yang membuat perjalanan yang kita lalui selalu mengesankan. Bagaimana kita menemukan hal-hal baru yang sebelumnya tidak kita perkirakan. Bahkan saking cupunya, dibohongi oleh sopir angkot adalah hal yang wajib bagi kami. Tentunya selain bawa celana dalam yang cukup. *lirik genit ke Humar*

Oke, bagi yang khilaf karena sudah melupakan Cupu Backpacker, saya akan kasih bocoran sedikit deh. Jadi Cupu Backpacker itu adalah kumpulan mahasiswa, yang menganggap diri mereka adalah backpacker. Yep, merekalah yang menganggap diri mereka backpacker, tanpa pengakuan pihak lain. Kalau ibarat negara, kita ini termasuk negara yang sudah memenuhi 3 syarat terbentuknya negara. Penduduk, kita punya anggota, jumlahnya banyak, 4 orang. Wilayah, kita satu wilayah, atau kelas sih lebih tepatnya. Pemerintahan yang berdaulat, kita punya Humar dan Khofi yang bertugas mengatur segala hal, mulai dari yang kecil, sampai hal yang sangat kecil. Dan juga saya dan Pinkky, yang punya tugas... Funraising. Tapi layaknya negara Azawad, kita tidak punya poin keempat, yakni pengakuan negara lain. Ah sebenernya sih nggak masalah mau diakui atau tidak, yang penting kita sudah menyatakan bahwa kita seorang backpacker. Karena backpacker itu layaknya cinta, tak perlu diakui, tapi harus dinyatakan. *syaaaahhh*

Oh iya, selain cupu, kita juga labil. Untuk menentukan destinasi saja kita beberapa kali ganti, paling tidak lebih sering daripada Humar ganti CD. Awalnya kita mau ke Pulau Sempu, sebuah pulau kecil di selatan kota Malang. Bentuknya seperti donat, dengan warna airnya yang hijau tosca. Tapi karena Pinkky sudah pernah kesana, kita batalkan, dan mencari destinasi yang kita semua belum pernah. Setelah bertapa di kolong tempat tidur, kita putuskan untuk ke Taman Nasional Ujung Kulon di provinsi Banten. Tempat yang katanya sebagai pusat penangkaran badak jawa, hewan yang perlahan mulai punah. Walaupun menurut orang sana, polisi hutan yang berjaga di Ujung Kulon saja belum pernah lihat badaknya. Setelah kita searching, kita mendapatkan banyak hal, mulai dari yang menyenangkan sampai yang kurang menyenangkan. Yang menyenangkan adalah tempat wisata disana yang masih sangat asri, dan yang kurang menyenangkan adalah... Disana banyak babi hutannya. Namun kita bermasalah ketika membahas masalah transportnya, mengingat Jakarta saat itu sedang banjir. Otomatis transportasi umum pun tidak beroperasi. Akhirnya kita batal kesana. Karena Jakarta banjir... Dan babi hutan itu hewan yang berbahaya. #AntiBabiHutanGarisKeras

Setelah bergalau-galau ria, kita memutuskan untuk berkunjung ke Taman Nasional Alas Purwo. Tempat apa itu? Saya sendiri tidak tahu, sampai akhirnya google-lah yang memberi tahu saya. Lokasinya di kabupaten Banyuwangi. Disana terdapat salah satu spot surfing terbaik, dan sudah terkenal sampai ke mancanegara, Pantai Plengkung. Bahkan katanya Plengkung dan Alas Purwo ini seperti Bali dan Indonesia. Bagaimana bule lebih mengetahui pantai Plengkung, walaupun mereka tidak tahu bahwa itu adalah bagian dari Taman Nasional Alas Purwo. Selain Plengkung, ada juga beberapa tempat yang menarik. Disana ada Pura Luhur Gili Salaka, padang savana Sadengan, Pantai Trianggulasi, Pantai Pancur, dan masih banyak lagi.

Tapi masalah tidak hanya sampai disitu, satu hari sebelum keberangkatan, Khofi memutuskan untuk batal ikut. Tiba-tiba awan mendung melayang di atas kepalaku, "siapa nanti yang masak?", "siapa yang mau tawar menawar dengan sopir angkot", dan "masak iya, kita mau berangkat cuma tiga orang? dan cowok semua pula" (siap-siap digorok Pinkky). Tapi kita sudah punya anggota baru, siapa dia? Mari saya perkenalkan, sekaligus diospek secara verbal. HAHAHA! *ketawa setan* 

Namanya Anindhita Mega Praningwestri (@anmegpra). Di kartu tanda mahasiswa sih tertulisnya wanita, tapi genotipnya kayak Pinkky. Kalo pria XY, dan wanita XX. Mungkin dia X?. Gimana bisa kalau perempuan beneran kuat bawa carrier segede drum minyak sampai berkilo-kilo? Isinya? Nggak tahu detail sih, tapi nggak mungkin ada peralatan makeup. #KarenaJenisKelaminAdalahPilihan

Layaknya manusia umumnya, dia punya kekurangan dan kelebihan. Kelebihannya dia punya jiwa setia kawan yang nggak perlu diragukan lagi. Orangnya sangat ramah, nggak peduli sama orang yang sudah kenal lama ataupun baru kenal kemaren sore. Kelebihan lain? Berbicaranya yang diluar batas normal. Bagaimana area brocha-nya bisa memproduksi kata demi kata yang lebih banyak dari orang normal. Nggak tau deh,  mungkin ibunya ngidam naik kereta bermesinkan ferrari ketika mengandung. 

Kalau kekurangannya aku nggak tahu banyak. Namun yang saya tahu, dan nggak ada yang bisa menentang adalah.. Pelor, nempel molor. nggak peduli mau posisi vertikal, horizontal atau diagonal sekalipun. Kalau waktu lagi ngantuk, nggak nunggu ba bi bu lagi, pasti langsung tepar. Mau bukti? Nih ada. *nunggu mega bawa parang* 

Di angkot yang suara bautnya lebih kenceng daripada mesin, lintasan yang cocok untuk offroad. Tetep, molor.

Di bus, yang perjalanan cuma 30 menit. Tetep, molor.

Lagi narsis di belakang mobil polisi. Tetep, molor. Eh Mega mana? kenapa yang merem malah saya? Okesip, salah upload -___-

HAHAHA! Puas banget kayaknya ngebully anggota baru, sekalian ngospek dikit-dikit lah. Btw kalau sampe Mega marah, kayaknya nggak cocok deh jadi backpacker. Baru karena gerakan jemariku yang usil aja sudah marah, gimana mau ngejalani kerasnya kehidupan backpacker. Karena backpacking itu seperti konstipasi. Keras, menyakitkan, namun menyenangkan ketika kita sudah menjalaninya. #QuoteOfTheDay

Ah udah dulu deh ngebully Mega-nya. Ngeri juga kalau dia berubah jadi kayak Pinkky, karnivora. Daging favorit, sirloin? Lewaaaaaattt... Deltoideus temannya yang jadi korban. *Pinkky dan Mega anak yang baik* *tidak anarkis*

Terus kapan yud mulai ceritanya? Nggg... tiba-tiba jariku katarak nih, mataku encok. Besok-besok lagi deh ya, yakali hidupku cuma buat nulis beginian doang haha. Tapi nggak nyesel deh buat nungguin postingan berikutnya. Bagaimana Mega nyaris tepar ketika jalan kaki 10 kilometer? Gimana kita menemukan jejak macan? Dan bagaimana kampungannya Humar ketika melihat hutan mangrove?. Makanya jangan males-males cek blog saya ini, yang follower-nya sudah ribuan lupa kalau saya punya blog -_____-. 



SALAM CUPU!!!
"Karena cupu adalah keren yang tertunda"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar